Feature

Nikmah & ‘Peluk Kamu’: Ketika Teknologi Jadi Ruang Aman bagi Remaja Perempuan

Pagi di SMA Negeri 1 Karas, Magetan, Jawa Timur, udara masih segar ketika Nikmah (18) masuk ke perpustakaan sekolah. Di tangannya ada buku tebal, tapi pikirannya tak jauh dari ide aplikasinya, Peluk Kamu, sebuah ruang digital aman yang bisa jadi pelarian hati bagi remaja seperti dirinya. Di sinilah ia membuktikan: menjadi perempuan dan memilih teknologi — keduanya bukan hal yang bertentangan.Nikmah lahir di keluarga sederhana — ayahnya petani, ibunya ibu rumah tangga yang juga aktif membantu tetangga. Ia nggak punya pengalaman di bidang teknologi awalnya, dan pilihan umum di lingkungannya untuk perempuan lebih ke arah keterampilan tradisional seperti menjahit atau tata boga. Tapi Nikmah punya rasa penasaran besar dan yakin kalau teknologi digital bisa membuka peluang. Ketika mendengar tentang program Skills4Girls, ia pun bergabung. Di Skills4Girls, Nikmah belajar literasi digital, kreativitas, pemecahan masalah, bahkan kewirausahaan. Ia juga mendapatkan mentor, guru yang membimbingnya dari langkah paling dasar hingga bisa merancang sebuah prototipe aplikasi. Scene menarik: seorang teman sempat bertanya, “Kita kan perempuan — kenapa pilih teknologi?” — pertanyaan itu nggak membuatnya menyerah, malah memicu semangatnya semakin besar. Dari pelatihan dan bimbingan, muncul ide Peluk Kamu, aplikasi yang dibuat oleh Nikmah dan timnya. Fungsi utamanya: menjadi ruang aman dimana remaja bisa curhat tentang masalah mereka, akses ke konseling profesional, dan info soal kesehatan jiwa. Bahkan walau keluarganya sempat merasa kuliah adalah sesuatu yang nyaris nggak mungkin karena biaya, Skills4Girls memberikan inspirasi dan dukungan supaya Nikmah tetap punya impian melanjutkan pendidikan. Nikmah sekarang bukan cuma belajar dan menggunakan teknologi, tapi mulai percaya diri mengutarakan pendapat, mengambil peran aktif. Guru, mentor, dan kepala sekolahnya melihat perubahan nyata: dari anak yang agak pendiam jadi semakin vokal dan inovatif. Harapannya: lebih banyak remaja perempuan, terutama dari latar yang kurang beruntung, yang berani mencoba hal-hal baru. Bahwa gender bukan halangan untuk menguasai teknologi. Keberanian individu bisa membuat perubahan, meskipun lingkungan atau stereotip sosial mencoba menahan.Teknologi bukan cuma soal “alat”, tapi bisa jadi ruang ekspresi, perlindungan emosional, dan pemberdayaan.Mentor & dukungan (keluarga, sekolah) sangat penting untuk remaja yang ingin mengejar bidang di luar “harapan umum”.Di Magetan, lewat langkah kecil tapi nyata, Nikmah menunjukkan suatu hal yang sederhana tapi kuat: seorang perempuan juga boleh, bahkan harus, menjadi pemilih jalan hidupnya sendiri. Melalui Peluk Kamu, ia tidak hanya membuat aplikasi — ia membuka pintu harapan dan membuktikan bahwa teknologi bisa menjadi ruang untuk bertumbuh, bukan sekadar alat.

Related posts

Zahra Dangdut Academy 7 Tersenggol, Studio Indosiar Haru: “Dia Selalu Bikin Kami Tertawa”

Afifah Afifah

Dengan adanya era digital anak muda sudah mulai melupakan mainan tradisional

Moh Juaeni Hisbullah

Spider-Man: No Way Home

Seftiana Sya'baniah

Leave a Comment