Sastra

Akar dan Waktu: Kekuatan Sejati dalam Proses Tumbuh

Kamu tahu nggak sih kenapa pohon sering banget dijadikan filosofi kehidupan? Karena pohon itu sederhana, tapi di dalam kesederhanaannya ada pelajaran yang dalam. Lihat saja akar yang menembus tanah, diam-diam dia bekerja, tidak terlihat tapi jadi fondasi segalanya. Bukankah hidup kita juga begitu? Banyak proses yang tidak bisa dilihat orang, tapi justru di situlah kekuatan kita terbentuk.

Pohon juga mengajarkan bahwa tumbuh itu butuh waktu. Daun yang hijau hari ini dulunya hanyalah tunas kecil yang rapuh. Sama seperti kita, apa yang kita perjuangkan sekarang mungkin terlihat kecil atau belum berarti, tapi satu saat nanti bisa jadi rindang yang memberi teduh. Isn’t it beautiful? Bahwa hal-hal kecil dalam perjalanan kita ternyata bisa jadi jawaban besar di kemudian hari.

Dan lihat bagaimana pohon menghadapi musim. Saat hujan deras, dia berdiri. Saat angin kencang, dia melentur. Saat kemarau, dia kehilangan daunnya. Tapi apakah itu berarti pohon berhenti menjadi pohon? Tidak. Dia tetap ada, tetap menunggu musim baru datang. Dari situ kita belajar bahwa kehilangan tidak selalu berarti akhir. Kadang itu hanyalah jeda untuk tumbuh lebih kuat.

Aku suka membayangkan begini: manusia yang mau belajar dari pohon akan selalu menemukan arti dalam setiap luka dan kejatuhan. Karena pada akhirnya, pohon tidak sibuk bertanya, kapan ia akan berbuah atau bagaimana orang akan melihatnya. Pohon hanya tumbuh, sesuai waktunya. Dan mungkin itu juga yang perlu kita lakukan, tumbuh dengan tenang, tanpa membandingkan, tanpa tergesa, karena waktu akan selalu menemukan jalannya sendiri.

Sumber: writtenbyflozain1 , MHA_Official 🥀.

Related posts

Aku, yang Berakhir di Belakang Waktu

Intan Faiqotul laili

Di Balik Target yang Tak Pernah Usai

Dini Dwi Safitri

Perasaan Yang Tak Terjelaskan

Dini Dwi Safitri

Leave a Comment