
Denpasar, 18 September 2025 — Hujan deras selama beberapa hari memicu banjir bandang dan longsor yang melanda pulau Bali, menyebabkan ratusan rumah terendam, infrastruktur rusak, serta korban jiwa. Pemerintah provinsi menyatakan kondisi darurat di beberapa daerah terdampak dan operasi penyelamatan serta evakuasi terus berlangsung.
Menurut data sementara yang dirilis instansi terkait, puluhan orang dilaporkan meninggal dan beberapa lainnya masih dinyatakan hilang; ribuan warga dievakuasi ke pos pengungsian seperti sekolah dan masjid. Area yang paling parah terdampak termasuk Denpasar dan beberapa kabupaten di selatan dan tengah Bali, di mana aliran sungai meluap dan memutus akses jalan utama.
Dampak infrastruktur cukup luas: ruas jalan utama tertutup lumpur dan material longsor, beberapa pusat usaha dan pemukiman rusak berat, serta akses ke bandara tersendat pada puncak bencana. Tim SAR gabungan termasuk BPBD, Basarnas, dan relawan lokal dikerahkan untuk mengevakuasi penduduk dan mencari korban yang masih hilang.
Pemerintah daerah bersama BNPB telah menyalurkan bantuan darurat berupa makanan, air bersih, tenda, dan layanan kesehatan keliling. Pemerintah pusat mengikuti perkembangan dan menyiapkan dukungan logistik tambahan untuk pemulihan jangka pendek seperti perbaikan jalan dan saluran drainase. Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi hujan susulan dan mengikuti arahan evakuasi resmi.
Analisis awal menunjukkan kombinasi hujan ekstrem intensitas tinggi dan alih fungsi lahan (termasuk penutupan area resapan) memperparah risiko banjir dan longsor. Para ahli menekankan perlunya perbaikan drainase, pengelolaan daerah hulu sungai, dan penataan tata ruang yang lebih ketat untuk mengurangi risiko serupa di masa depan.
Jika Anda dekat area terdampak atau memiliki keluarga di Bali:
• Ikuti pengumuman resmi BPBD setempat.
• Hindari melintasi area banjir dan jalur longsor.
• Jika diperlukan, segera mengungsi ke lokasi aman yang ditunjuk dan hubungi nomor darurat lokal.