Di saat anak-anak seusianya asyik bermain gawai atau berlarian di lapangan, Rido(12), siswa kelas 6 SD Surabaya,justru tampak sibuk mendorong gerobak kecil berisikan pentol. Dengan senyum malu-malu, iya menawarkan dagangannya kepada setiap orang yang lewat. Sore itu teriknya matahari tak menyurutkan langkah mungkinnya untuk mencari rezeki demi keluarganya.
Rido tinggal bersama ibunya di kawasan Gadel Sari Tama, Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes, Surabaya. Ibunya juga berjualan pentol untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kondisi ekonomi keluarga yang serba pas-pasan membuat Rido tergerak ikut membantu.“Awalnya cuma bantuin ibu. Lama-lama saya juga pengin jualan sendiri biar bisa nambah uang sekolah,” ujar Rido polos.Setiap pagi, Rido tetap berangkat sekolah seperti anak-anak lain. Sepulangnya, ia menyiapkan gerobak kecil berisi pentol, lalu berjalan menuju kawasan Putat Jaya. Di depan kantor kelurahan, ia menawarkan dagangan sambil menyapa orang yang lewat.Malam
harinya, ia belajar seadanya sebelum beristirahat.Tubuh kecilnya sering terlihat kelelahan. Namun, rasa letih itu seakan hilang setiap kali ada pelanggan yang membeli. Senyum tulus tersungging di wajahnya, seakan menjadi energi untuk melanjutkan langkah.
Perjuangan Rido tak luput dari perhatian warga. Sebuah video yang merekam dirinya berjualan viral di media sosial. Banyak netizen terharu dan simpati terhadap kegigihannya. Dari sana, sejumlah bantuan pun mengalir.Meski mendapat perhatian luas, Rido tetap rendah hati. Ia tidak serta-merta meninggalkan aktivitas berdagang. “Buat tambah-tambah uang sekolah, Bu,” katanya lirih ketika ditanya alasannya tetap berjualan.
Bagi warga sekitar, kehadiran Rido bukan hanya soal pentol yang dijualnya, tetapi juga pelajaran tentang arti tanggung jawab di usia belia. “Setiap kali beli sama dia, saya jadi terharu. Anak sekecil itu sudah mikir masa depan,” ujar Siti, salah seorang warga yang kerap membeli dagangannya.
Rido sendiri masih menyimpan mimpi besar. Ia ingin bisa terus sekolah hingga tuntas. “Biar bisa sukses, bisa bahagiain ibu,” katanya pelan, dengan mata berbinar.Di balik viralnya sebuah video anak penjual pentol, tersimpan kisah nyata tentang perjuangan hidup.
Rido bukan sekadar fenomena media sosial, melainkan simbol keberanian seorang anak untuk menghadapi kerasnya hidup lebih cepat dari waktunya.Di tengah hiruk-pikuk Surabaya, kisah Rido mengingatkan bahwa masih banyak anak yang harus menukar masa kecil mereka dengan tanggung jawab orang dewasa.